Perjuangan Belum Berakhir, Mari Kita Lanjutkan dari Ujung Jari, untuk Merdeka dari Korupsi
PEMALANG – Tujuh belas Agustus selalu mengingatkan kita pada arti kemerdekaan yang sesungguhnya. Dulu, para pahlawan berjuang melawan penjajahan dengan bambu runcing, peluru, dan tekad yang tak tergoyahkan.
Hari ini, kita menghadapi medan perang yang berbeda — bukan di medan tempur bersenjata, melainkan di ranah integritas. Musuh kita adalah korupsi.
Melansir dari link media https://jaga.id/berita., disebutkan bahwa “Korupsi merampas hak rakyat secara perlahan, merusak kepercayaan, dan menggerogoti kemajuan bangsa. Namun, melawannya tidak selalu membutuhkan langkah besar atau jabatan tinggi”.
Perjuangan itu bisa dimulai dari sesuatu yang sederhana, yakni dari ujung jari kita. Di balik layar ponsel atau komputer, siapa pun bisa menjadi pahlawan. Melalui platform Jaga yang dikelola KPK, masyarakat diberi wadah untuk melihat, mengawasi, dan melaporkan penyimpangan.
Tak hanya itu, literasi tentang gratifikasi juga menjadi senjata penting. Memahami apa itu gratifikasi dan bagaimana menghindarinya adalah bentuk upaya kita dalam menghindari segala bentuk korupsi. Setiap sentuhan jari adalah bentuk keberanian menjaga kemerdekaan dari ancaman korupsi.
Tahun ini, di tengah gegap gempita perayaan kemerdekaan, mari kita ingat: merah putih bukan sekadar warna di bendera, tapi simbol keberanian dan kesucian niat. Saat kita menggerakkan jari untuk mencari informasi, menyebarkan edukasi antikorupsi dan mengawasi transparansi pelayanan publik, artinya kita sedang mengibarkan bendera itu di hati kita.
Perjuangan belum berakhir. Mari kita lanjutkan dari ujung jari, untuk merdeka dari korupsi. (**Red)/(Eko B Art).
Comments
Post a Comment