Mahasiswa KKN Tematik UNDIP Susun Modul Tata Kelola Koperasi Merah Putih untuk Perkuat Ekonomi Kopi Jurangmangu

PEMALANG – Mahasiswa Program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Diponegoro menyusun Modul Tata Kelola Koperasi Merah Putih sebagai panduan strategis untuk memperkuat rantai nilai kopi di Desa Jurangmangu, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang. Program ini diinisiasi oleh Muhammad Razhky Ramadhan Tuasyikal, mahasiswa jurusan Ekonomi Universitas Diponegoro, sebagai kontribusi nyata mendukung pemberdayaan ekonomi desa berbasis komoditas unggulan lokal.

Desa Jurangmangu terletak di lereng Gunung Slamet, pada ketinggian sekitar 1.200 mdpl. Wilayah ini dikenal dengan udara sejuk, tanah vulkanik yang subur, dan pemandangan alam yang menawan. Potensi kopi Arabika dan Robusta di desa ini sangat besar, namun selama ini pemasaran dan pengelolaannya belum maksimal. Petani kerap menjual hasil panen ke tengkulak dengan harga rendah, rantai pasok yang panjang menggerus keuntungan, dan belum ada sistem kelembagaan yang mampu mengelola komoditas secara kolektif dan profesional.

Kondisi tersebut menjadi alasan utama penyusunan modul tata kelola Koperasi Merah Putih. “Modul ini bertujuan menjadi panduan praktis bagi pengurus koperasi, petani, dan pemerintah desa untuk membangun koperasi yang kuat, transparan, dan berkelanjutan. Fokusnya adalah meningkatkan nilai tambah kopi Jurangmangu sekaligus menjaga keberlanjutan usaha,” jelas Razhky, Jumat (15/8/2025).

Penyusunan modul ini juga sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang mendorong pembentukan Koperasi Merah Putih di berbagai daerah sebagai strategi memperkuat ketahanan pangan dan kemandirian ekonomi rakyat. “Koperasi harus menjadi garda terdepan dalam memastikan petani mendapat harga yang adil, memiliki akses pasar, dan mampu mengelola hasil bumi secara berkelanjutan,” demikian pesan Presiden Prabowo yang menjadi inspirasi program ini.

Modul ini disusun berdasarkan hasil observasi lapangan, diskusi dengan petani dan tokoh masyarakat, serta kajian literatur terkait tata kelola koperasi. Isinya mencakup prinsip Good Cooperative Governance, prosedur pembentukan Koperasi Merah Putih, strategi manajemen keuangan yang transparan, hingga rencana pengembangan usaha kopi melalui diversifikasi produk, pemasaran digital, dan kemitraan strategis.

Selama pelaksanaan KKN, Razhky juga melakukan sosialisasi isi modul kepada kelompok tani dan perangkat desa. Kegiatan ini meliputi pelatihan manajemen koperasi, simulasi pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) yang adil, serta diskusi strategi pemasaran kopi berbasis storytelling budaya lokal. “Kami ingin koperasi ini tidak hanya menjadi wadah bisnis, tetapi juga simbol identitas dan kebersamaan warga Jurangmangu,” tambahnya.

Dampak awalnya mulai terlihat. Anggota Koperasi Merah Putih Desa Jurangmangu, Ibu Siti, mengaku mendapat banyak manfaat. “Dulu banyak koperasi yang gagal dan bangkrut karena kami tidak paham cara mengelola usaha bersama. Sekarang, lewat modul ini, kami sudah mendapat tips dan strategi agar koperasi bisa berjalan sehat, membagi hasil secara adil, dan memasarkan kopi kami dengan cara yang lebih menarik,” tuturnya penuh semangat.

Kepala Desa Jurangmangu pun optimis. “Modul ini membuka wawasan kami bahwa koperasi bisa menjadi motor ekonomi desa jika dikelola dengan profesional. Dengan panduan ini, kami optimis bisa meningkatkan daya saing kopi Jurangmangu di pasar yang lebih luas,” ujarnya.

Dosen Pembimbing Lapangan, Dr. Ir. Fahmi Arifan, S.T., M.Eng., M.M., IPM., ASEAN Eng., menegaskan pentingnya keberlanjutan. “Keberhasilan koperasi akan bergantung pada sinergi antara masyarakat, pemerintah desa, dan pendamping. Dengan tata kelola yang tepat, Koperasi Merah Putih bisa menjadi contoh pemberdayaan desa yang inklusif dan berkelanjutan, sekaligus mengangkat kopi Jurangmangu sebagai ikon ekonomi daerah,” pungkasnya.

Ke depan, Koperasi Merah Putih Jurangmangu menargetkan penjualan kopi meningkat 30% dalam setahun, memperluas pasar hingga ke kafe-kafe di kota besar, dan menjadikan kopi Jurangmangu tidak hanya sekadar minuman, tetapi juga cerita budaya yang dibawa dari lereng Gunung Slamet ke setiap cangkir.
Sumber : Muhammad Razhky Ramadhan Tuasyikal_Ekonomi_Modul Tata Kelola Koperasi Merah Putih. (Eko B Art) /(**9).

Comments

Popular posts from this blog

Langkah Awal Pengabdian: Mahasiswa KKN-T 158 Dorong Inovasi UKM Kopi Di Desa Jurangmangu

Idul Fitri Adalah Momen Kebersamaan "Berdiri Sama Tinggi, Duduk Sama Rendah"

Mahasiswa KKN Multidisiplin Dorong Kopi Jurangmangu Tembus Pasar Lewat Branding Berbasis Budaya Lokal