Edukasi Anak Desa Jurangmangu melalui Inovasi Gel Padat Aromatik dari Ampas Kopi untuk Reduksi Bau Tidak Sedap
PEMALANG - Kegiatan pembuatan gel padat aromatik dari ampas kopi dan pewarna nabati untuk reduksi volatile odorous compounds (VOCs) dilaksanakan di halaman SD Negeri Jurangmangu pada tanggal 1 Agustus 2025. Program ini digagas oleh Afifah Rahmahwati, mahasiswa Program Studi Teknologi Rekayasa Kimia Industri Universitas Diponegoro, sebagai bagian dari program kerja sosial kemasyarakatan dalam KKN di Desa Jurangmangu, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang. Tujuan utama program ini adalah memanfaatkan limbah ampas kopi yang biasanya dibuang begitu saja menjadi produk gel padat aromatik yang tidak hanya berfungsi sebagai pengharum ruangan, tetapi juga sebagai penyerap bau tidak sedap akibat senyawa volatil (VOCs) yang sering ditemukan di lingkungan rumah tangga.
Kegiatan ini melibatkan puluhan anak usia sekolah dasar yang terlihat antusias sejak awal. Afifah membuka acara dengan menyampaikan materi edukasi sederhana tentang apa itu VOCs, bagaimana senyawa ini dapat menimbulkan bau yang tidak nyaman, serta bahaya jika terhirup dalam jangka panjang. Ia juga mengajak anak-anak berpikir kritis tentang pengelolaan limbah. “Ampas kopi itu bukan sekadar sampah. Kalau kita olah dengan benar, ampas kopi bisa menjadi pengharum ruangan alami yang ramah lingkungan dan membantu kesehatan udara di sekitar kita,” ucapnya di hadapan peserta.Proses pembuatan dimulai dengan menyiapkan gelatin sebagai bahan pengikat, mencampurnya dengan air panas hingga larut, lalu menambahkan bubuk kopi kering yang berfungsi sebagai adsorben bau. Pewarna nabati alami seperti ekstrak wortel atau bunga telang digunakan untuk memberikan tampilan yang menarik tanpa bahan kimia sintetis. Minyak atsiri sereh dimasukkan sebagai sumber aroma segar sekaligus memiliki sifat antibakteri. Anak-anak diajak mengaduk campuran hingga rata, menuangkannya ke dalam cetakan, lalu menunggu hingga mengeras menjadi gel padat siap pakai.
Produk yang dihasilkan memiliki sejumlah kelebihan. Pertama, gel padat ini mampu mengadsorpsi molekul bau tidak sedap berkat pori-pori alami pada partikel kopi, sehingga efektif mengurangi konsentrasi VOCs di udara. Kedua, penggunaan pewarna alami dan minyak atsiri menjadikannya aman bagi kesehatan serta ramah lingkungan. Ketiga, bentuknya yang padat membuatnya lebih tahan lama dibandingkan pengharum cair, dengan daya guna hingga beberapa minggu. Keempat, bahan bakunya mudah diperoleh di desa sehingga memungkinkan produksi berkelanjutan oleh masyarakat setempat sebagai peluang usaha kecil.
Suasana kegiatan berlangsung penuh semangat. Seorang peserta mengatakan sambil tersenyum, “Ternyata bikin pengharum itu gampang ya kak. Nanti mau coba bikin di rumah deh sama ibu.” Di akhir acara, setiap anak membawa pulang satu gel padat hasil karya mereka, lengkap dengan informasi cara penggunaan dan penyimpanan. Harapannya, anak-anak Desa Jurangmangu tidak hanya mendapatkan keterampilan baru, tetapi juga mulai menerapkan prinsip kimia hijau dan pola hidup yang lebih peduli lingkungan.
Dengan kegiatan ini, Afifah berharap produk gel padat aromatik ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk memanfaatkan limbah organik secara kreatif, mengurangi pencemaran bau, dan bahkan membuka peluang usaha berbasis lingkungan. “Kalau kita bisa membuat udara di rumah lebih segar sambil menjaga alam, kenapa tidak kita lakukan?” tutupnya." (Eko B Art/**II)
Comments
Post a Comment