Inovasi Fitohormon dari Kopi dan Kacang Hijau untuk Pertanian Berkelanjutan di Desa Pulosari, Pemalang
Dengan memanfaatkan keunggulan ini, mahasiswa yang sedang menjalani tugas Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa tersebut berhasil menciptakan inovasi berupa produk "Fitohormon alami berbasis kopi dan kacang hijau".
Produk ini hadir sebagai solusi bioteknologi untuk mendukung pertanian berkelanjutan di Pulosari.
Melihat potensi Kopi Pulosari dengan dengan iklim dan ketinggian yang cocok untuk tanaman kopi, maka Ide Inovasi ini muncul agar Pulosari bisa menghasilkan biji kopi berkualitas tinggi yang banyak diminati oleh pasar lokal maupun nasional.
"Melihat potensi ini, kami tidak hanya ingin memanfaatkan kopi sebagai minuman atau bahan baku industri, tetapi juga mengembangkan potensi lain dari kopi, yaitu sebagai sumber fitohormon alami", hal tersebut Hana Tsabita, selaku Mahasiswa Universitas Diponegoro dari Fakultas Sains dan Matematika, Kamis (19/9/2024).
Lebih lanjut Hana Tsabita menerangkan bahwa "Fitohormon yang dihasilkan dari kopi dan kacang hijau ini merupakan senyawa alami yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Inovasi ini bertujuan untuk memberikan solusi kepada petani lokal dalam meningkatkan produktivitas pertanian secara alami tanpa mengandalkan bahan kimia sintetis, yang sering kali memiliki dampak negatif bagi lingkungan".
Dampak bagi Petani Pulosari pada hasil awal menunjukkan bahwa fitohormon alami ini mampu memberikan dampak positif pada pertumbuhan tanaman kopi dan sayuran di Pulosari.
"Selain ramah lingkungan, produk ini juga ekonomis karena menggunakan bahan-bahan lokal yang mudah diakses oleh petani. Dengan demikian, inovasi ini memberikan solusi yang berkelanjutan dan mendukung peningkatan ekonomi lokal", ujar Hana Tsabita.
Dalam rangka mensosialisasikan hasil produknya, kami dibawah arahan Dr. Heni Rizqiati, S.Pt., M.Si., dan Dr. Fahmi Arifan, S.T., M.Eng., IPM., selaku Dosen Pembimbing Lapangan, tentu berharap agar inovasi fitohormon dari kopi dan kacang hijau dapat terus dikembangkan dan menjadi alternatif berkelanjutan bagi pertanian di Pulosari dan daerah lainnya, karena potensi kopi Pulosari tidak hanya dalam cita rasa yang khas, tetapi juga sebagai sumber inovasi bioteknologi yang bermanfaat luas.
"Dengan adanya produk ini, desa Pulosari berpeluang untuk semakin dikenal sebagai pelopor dalam pertanian organik yang memanfaatkan sumber daya lokal. Inovasi ini diharapkan menjadi langkah awal dalam mendorong pertanian berkelanjutan di Jawa Tengah dan menginspirasi desa-desa lain untuk melakukan hal serupa", pungkas Hana Tsabita.
Salah satu petani kopi, Pak Hasan, juga pernah menyampaikan bahwa setelah menggunakan produk ini, tanaman kopinya tumbuh lebih subur dan kuat. "Sebelumnya saya selalu khawatir tanaman tidak bisa tumbuh optimal tanpa pupuk kimia. Tapi dengan fitohormon dari mahasiswa ini, saya lihat pertumbuhannya lebih bagus, dan saya tidak perlu takut mencemari tanah," Pungkas Pak Hasan. (Eko B Art).
Comments
Post a Comment