Pagelaran Seni Pertunjukan Rakyat Untuk Mensosialisasikan Pengelolaan Sampah Yang Baik dan Benar Serta Mengurangi Penggunaan Sampah Plastik
Pemalang | Aktual Nusantara News - Drama berjudul Runtah menceritakan tentang sebuah keluarga dalam mengelola sampah masih membuangnya begitu saja.
Persoalan terjadi ketika sampah di lingkungannya tidak terangkut karena Overload.
Dalam suasana kebingungan, datang Bu RT yang menjelaskan mengenai bagaimana mengelola sampah yang baik dan benar.
Di hari yang sama, ada kunjungan bupati dan Ketua TP PKK di desa/kelurahan setempat. Kesempatan tersebut digunakan oleh Pak Nandar dan Bu Marwah mengenai Pengelolaan sampah di Kabupaten Pemalang.
“Selain tentang pengelolaan sampah, drama tersebut mengangkat tentang potensi lokal di mana drama digelar,” hal tersebut disampaikan Plt. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Joko Ngatmo, Rabu (13/12/2023).
Pementasan dimainkan oleh Sanggar Widuri Swakarya dengan bintang tamu Bupati Pemalang Mansur Hidayat dan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pemalang Shanti Rosalia. Dan, lurah atau kades setempat.
Digelar selama tiga hari yakni Rabu, 13 Desember 2023 di Balai Kelurahan Pelutan, Jumat, 15 Desember 2023 di Balai Kelurahan Sugihwaras dan Senin,18 Desember 2023 di Balai Desa Bojongnangka, disiarkan secara langsung melalui live streaming you tube pemkab Pemalang dan LPPL Radio Swara Widuri, ujar Joko Ngatmo.
Lebih lanjut Joko Ngatmo menjelaskan bahwa, untuk mengedukasi masyarakat mengenai pengelolaan sampah yang baik dan benar, Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pemalang akan menggelar Seni Pertunjukan Rakyat di beberapa kelurahan dan desa di Kabupaten Pemalang.
Ini adalah pagelaran seni pertunjukan rakyat yang bertujuan untuk mensosialisasikan Pengelolaan sampah yang baik dan benar dan mengurangi penggunaan sampah plastik, yang dikemas dalam bentuk drama seni dan hiburan kepada masyarakat.
Menurut Joko Ngatmo, media tradisional seperti halnya media massa juga mempunyai fungsi informatif dan edukatif bagi masyarakat. Dengan fungsi itu, media tradisional dapat juga menanamkan dan mengukuhkan nilai-nilai budaya, norma sosial dan falsafah kepada masyarakat.
Oleh karena itu, dipilihnya media tradisional sebagai salah satu media informasi dan komunikasi publik dalam desiminasi informasi pengelolaan sampah merupakan alternative guna memperluas jangkauan informasi. Di samping media modern seperti media cetak, elektronik, televisi, media digital seperti media on line dan media social.
“Media tradisional digunakan untuk meningkatkan akses informasi publik khususnya di kalangan masyarakat bawah, pedesaan dan pinggiran,” jelas Joko Ngatmo.
Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pemalang sendiri telah berupaya mengkolaborasikan media milik pemerintah baik itu website, radio, media sosial dan juga media komunitas, pungkas Joko Ngatmo.
(Eko B Art).
Comments
Post a Comment