Membawa Semangat Pengabdian, TIM KKN-T 123 Resmi Diterjunkan Ke Desa Klareyan Kabupaten Pemalang

PEMALANG - Kehadiran tim KKN-T 123 di Desa Klareyan bukan sekadar rutinitas akademik, tetapi bagian dari proses panjang membangun bangsa dari pinggiran.

"Mahasiswa bukan hanya agen perubahan, tapi juga penggerak nilai. Dalam semangat itu, hari pertama ini menjadi saksi bahwa satu langkah kecil bisa membawa pada perubahan besar—selama dijalani dengan hati yang tulus dan niat yang sungguh", hal tersebut disampaikan Fiki Sabila Firdaus, Mahasiswa S1 Akuntansi, Selaku Ketua Koordinator tim KKN-T, usai diterima di kantor Balai desa Klareyan kecamatan Petarukan kabupaten Pemalang, Senin (14/7/2025).

Lebih lanjut Fiki Sabila Firdaus menyatakan bahwa kami bersama Anggota KKN-T 123 ada sebanyak 45 Petsonil ;
1. Fiki Sabila Firdaus – S1 Akuntansi.
2. Alya Putri Pinilih – S1 Ekonomi Islam.
3. Hida Adistya Salsabrina – S1 Ekonomi.
4. Afifahul Husna – S1 Ekonomi.
5. Burhanudin Tsania Lathifa – S1 Manajemen.
6. Aulia Khalistasani Astungkara Gusr – S1 Manajemen.
7. Eklesia Febriyani Hasugian – S1 Hukum.
8. Nadya Azra Fahira – S1 Hukum.
9. Yehezkiel Hasiando – S1 Hukum.
10. Frisca Amelia – S1 Antropologi Sosial.
11. Cici Ranita – S1 Sastra Indonesia.
12. Rahmaannissa Alifrina Winarto – S1 Sastra Inggris.
13. Avicenna – S1 Administrasi Bisnis.
14. M Faiz Salekhan Aqilla – S1 Administrasi Publik.
15. Rio Nurfauzi Prabowo – S1 Administrasi Publik.
16. Najwa Farizah – S1 Hubungan Internasional.
17. Jasmine Ramadhania Puteri – S1 Ilmu Komunikasi.
18. Fajri Nurhaliza – S1 Ilmu Pemerintahan.
19. Ramadhan Satria Wibowo – S1 Kedokteran.
20. Izdihar Salsabila Haq – S1 Kedokteran.
21. Muhammad Farhan – S1 Kesehatan Masyarakat.
22. Divani Anggisha – S1 Perikanan Tangkap.
23. Nadine Erika Hutabarat – S1 Agribisnis.
24. Alam Sejati – S1 Peternakan.
25. Rani Sofiani – S1 Teknologi Pangan.
26. Larissa Syahsy – S1 Teknologi Pangan.
27. Siti Shabrina – S1 Psikologi.
28. Ulya Agassi – S1 Biologi.
29. Selsi Nurlaila Arafah – S1 Fisika.
30. Alya Safina – S1 Informatika.
31. Paras Ayuning Penggalih – S1 Kimia.
32. Azigah Nasywa Alfiansyah – S1 Kimia.
33. Imailda Putri Adiasti – S1 Matematika.
34. Aprillia Ichza Lusiana – S1 Statistika.
35. Ersa Fadilansah – D4 Akuntansi Perpajakan.
36. Alifio Sulaksono – D4 Akuntansi Perpajakan.
37. Putri Sekar Kinanti – D4 Teknologi Rekayasa Kimia Industri.
38. Muhammad Bayu Rifani – D4 Teknologi Rekayasa Kimia Industri.
39. Tsaaqif Razaan Hanafi – D4 Teknologi Rekayasa Kimia Industri.
40. Tiurma Fransiska Simanullang – D4 Teknologi Rekayasa Kimia Industri.
41. Jeni Laura Tesalonika – D4 Teknologi Rekayasa Kimia Industri.
42. Rhasna Wiritanaya Witrisnanti – D4 Teknologi Rekayasa Kimia Industri.
43. Adhilni Aulia Syahputri – D4 Teknologi Rekayasa Kimia Industri.
44. Jeremia Januando – S1 Teknik Industri.
45. Rommel Otniel Pangihutan Manik – S1 Teknik Industri., dalam naungan Dosen Pembimbing Lapangan, Dr. Ir. Fahmi Arifan S.T., M.Eng., M.M., I.P.M., ASEAN Eng. dan Dr. Siti Fatimah, M.Kes., "dalam minggu-minggu mendatang, tim KKN-T 123 akan menggulirkan berbagai program kerja lintas sektor—dari edukasi pertanian, pendampingan UMKM, kampanye lingkungan, pelatihan digital, hingga kegiatan sosial-kultural lainnya. Semua dirancang dengan pendekatan partisipatif, berbasis potensi, dan tentunya menjunjung tinggi nilai keberlanjutan".

Dalam hal ini desa Klareyan kini menjadi panggung nyata pembelajaran, dan para mahasiswa KKN-T 123 adalah para aktornya. Dengan semangat gotong royong, intelektualitas yang membumi, dan komitmen terhadap kemajuan bersama, perjalanan pengabdian ini baru saja dimulai. Dan seperti kata pepatah, perjalanan yang baik adalah perjalanan yang memberi makna—bagi mereka yang berjalan, dan bagi mereka yang ditemui sepanjang jalan.


Membawa Semangat Pengabdian, Tim KKN-T 123 Resmi Diterjunkan ke Desa Klareyan kabupaten Pemalang.

Tepatnya pada hari Kamis pagi yang cerah (10/7/2025), menjadi saksi bisu lahirnya semangat pengabdian dari para mahasiswa yang tergabung dalam Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Tim 123. Tepat pukul 09.00 WIB, seluruh anggota tim berkumpul di pelataran Muladi Dome, titik keberangkatan yang menjadi gerbang awal perjalanan mereka menuju medan pengabdian.

Tentang kondisi Desa Klareyan adalah sebuah desa yang menyimpan potensi besar di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

Dengan ransel penuh harapan dan semangat yang membara, sebanyak puluhan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu menaiki kendaraan yang telah disiapkan. Tidak ada raut letih, hanya semangat yang menggelora untuk memberikan sumbangsih nyata kepada masyarakat.

Wajah-wajah muda itu menggambarkan optimisme bahwa pengabdian ini bukan sekadar kewajiban akademik, melainkan panggilan jiwa sebagai insan kampus yang siap menyatu dengan denyut nadi desa.
Setelah melewati jalur darat yang cukup panjang, kendaraan tim KKN-T 123 akhirnya memasuki wilayah Kabupaten Pemalang sekitar pukul 11.30 WIB. Tidak ada hambatan berarti selama perjalanan. Langit Pemalang yang bersahabat menyambut mereka dengan cerahnya. Pepohonan rindang dan sawah yang menghijau menjadi pemandangan pertama yang menyapa para mahasiswa setibanya di kawasan Desa Klareyan. Meski perjalanan menempuh waktu lebih dari dua jam, suasana di dalam kendaraan tetap hidup—penuh canda, tawa, dan rencana.

Sesampainya di desa tujuan, rombongan langsung diarahkan menuju Balai Desa Klareyan. Di tempat inilah seremoni penyambutan dilangsungkan secara khidmat dan penuh makna. Nuansa kebersamaan mulai terasa sejak langkah pertama menginjakkan kaki di balai desa.
Sambutan yang diberikan oleh masyarakat dan aparat pemerintahan Desa Klareyan menjadi penghangat yang menghapus lelah. Kepala Desa Klareyan, Bapak Wiharnyo, S.T., beserta Sekretaris Desa dan jajaran perangkat lainnya telah menanti dengan senyum ramah dan sambutan yang tulus. Tidak ada sekat antara pejabat desa dan para mahasiswa. Yang ada hanyalah semangat kolaboratif yang kental—sebuah tanda awal yang menjanjikan sinergi kuat selama masa pengabdian berlangsung.
Upacara penyambutan dilangsungkan sederhana, namun penuh makna. Suasana yang hangat menjelma menjadi momen tak terlupakan bagi seluruh tim KKN.

Dalam sesi seremoni tersebut, kata sambutan pertama disampaikan oleh perwakilan mahasiswa, Rio Nurfauzi Prabowo, "Dalam pidatonya, Rio menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan hangat yang diberikan dan menegaskan bahwa seluruh anggota tim siap bekerja sama dengan masyarakat demi kemajuan desa.

“Desa Klareyan bukan hanya lokasi kegiatan kami, tetapi rumah baru selama 45 hari ke depan. Kami datang bukan sebagai tamu, melainkan sebagai keluarga yang siap belajar dan berbagi,” ucap Rio yang disambut dengan tepuk tangan meriah.

Sambutan berikutnya datang dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Dr. Siti Fatimah, M.Kes., yang menekankan pentingnya etika, empati, dan kolaborasi dalam menjalankan program-program KKN.

Siti Fatimah juga mengingatkan bahwa pengabdian bukan tentang siapa yang memberi dan siapa yang menerima, melainkan proses saling belajar dan tumbuh bersama.
“Kami berharap kegiatan ini bukan hanya bermanfaat bagi masyarakat, tapi juga menjadi proses pembentukan karakter bagi mahasiswa. Belajarlah dari masyarakat, karena mereka memiliki kebijaksanaan yang tak selalu diajarkan di kelas,” tutur Siti Fatimah penuh hikmah.


Sambutan terakhir sekaligus puncak acara disampaikan oleh kepala Desa Klareyan, Wiharnyo, S.T., "Menuturkan betapa pentingnya kehadiran mahasiswa di tengah masyarakat desa, khususnya dalam mendukung percepatan pembangunan dan pengembangan potensi lokal".

“Desa Klareyan memiliki banyak sekali potensi, mulai dari sektor pertanian hingga usaha mikro masyarakat. Salah satu potensi terbesar kami adalah bidang pertanian dengan luas lahan mencapai sekitar 520 hektar. Kami harap, dengan hadirnya adik-adik dari KKN-T 123, potensi ini dapat tergali lebih optimal,” ujar Pak Wiharnyo dengan nada penuh harap.

Harapannya agar tim KKN-T  dapat memberikan dampak yang berkelanjutan, bukan hanya sekadar ‘datang dan pulang. Dampak yang dimaksud adalah penguatan kapasitas masyarakat sehingga mampu mandiri secara ekonomi, sosial, dan bahkan teknologi.
Dengan program yang dijalankan tidak hanya berhenti setelah kalian kembali ke kampus, tapi meninggalkan jejak manfaat yang bisa terus dikembangkan oleh warga. Karena yang kami butuhkan bukan ketergantungan, tapi kemandirian,” tegasnya.

Sebagai simbolisasi pengakuan dan penerimaan dari masyarakat desa, dilakukan pemakaian jaket KKN oleh Lurah Desa kepada perwakilan mahasiswa. Momen ini berlangsung dengan khidmat dan sarat makna. Dalam tradisi KKN, jaket bukan sekadar identitas, melainkan lambang tanggung jawab dan pengabdian. Ketika jaket itu disematkan, maka seluruh mahasiswa secara simbolis telah resmi menjadi bagian dari masyarakat Desa Klareyan.
Tepuk tangan meriah pun mengiringi prosesi ini. Beberapa perangkat desa tampak haru, menyambut para mahasiswa muda yang kini telah menjadi mitra strategis mereka dalam membangun desa. Warga yang hadir pun tampak antusias, bahkan beberapa langsung mengajak mahasiswa berbincang ringan mengenai kondisi desa.
Selepas seremoni penyambutan, para mahasiswa mulai mengenal lebih dekat wilayah pengabdian mereka. Dari penjelasan para perangkat desa, diketahui bahwa Desa Klareyan menyimpan kekayaan sumber daya alam yang sangat besar, terutama dalam sektor pertanian. Lahan pertanian seluas 520 hektar menjadi tulang punggung ekonomi desa. Berbagai komoditas seperti padi, jagung, dan sayur-mayur tumbuh subur di sini.

Namun, potensi ini belum tergarap secara maksimal. Masih banyak kendala yang dihadapi petani, mulai dari akses pasar, teknologi pertanian, hingga pengelolaan hasil panen. Inilah tantangan sekaligus peluang yang bisa dijawab oleh mahasiswa KKN melalui program kerja yang solutif dan berbasis kebutuhan lokal.

Selain sektor pertanian, desa ini juga memiliki potensi pada kerajinan rumahan, peternakan skala kecil, serta produk olahan pangan lokal yang belum tergarap maksimal dari segi digitalisasi dan branding. Ini menjadi ladang subur bagi mahasiswa dari berbagai jurusan untuk berkontribusi sesuai dengan keahlian masing-masing.
Usai prosesi penyambutan, rombongan KKN-T 123 kemudian diarahkan menuju posko masing-masing. Posko inilah yang akan menjadi rumah sementara, tempat perencanaan program, diskusi malam, bahkan lokasi untuk merenung dan merangkum pembelajaran setiap harinya.

Sesampainya di posko, para mahasiswa segera berbenah dan membersihkan diri. Beberapa mulai merapikan peralatan, menyusun dokumen program kerja, dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Meski belum sepenuhnya mengenal warga, antusiasme mahasiswa untuk berinteraksi sudah sangat terasa.
“Baru satu jam di sini, rasanya sudah seperti di rumah sendiri. Warganya ramah dan suasananya adem,” ujar salah satu anggota tim dengan senyum lebar.

Kegiatan hari pertama ini, meski sederhana, menjadi fondasi yang kuat untuk memulai pengabdian. Tim KKN-T 123 menyadari bahwa mereka tidak hanya datang untuk ‘mengajar’ masyarakat, tapi justru untuk belajar banyak hal dari kearifan lokal, dari budaya gotong royong, dari ketekunan petani, dan dari semangat warga desa yang tidak pernah padam meski keterbatasan masih menjadi bagian dari keseharian. (Eko B Art). 

Comments

Popular posts from this blog

Idul Fitri Adalah Momen Kebersamaan "Berdiri Sama Tinggi, Duduk Sama Rendah"

Kerja Keras, Cerdas Dan Ikhlas, Menjadi Pesan Penting Dalam Kegiatan Halal Bi Halal Keluarga Besar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan KWK Petarukan

Langkah Awal Pengabdian: Mahasiswa KKN-T 158 Dorong Inovasi UKM Kopi Di Desa Jurangmangu